Helped Me Instead
CW // sligt!🔞
-
Belum selesai mengetik, ponsel Sera sudah berpindah tangan. Dia sampai tergeragap melihat reaksi di wajah Seungcheol kala membaca percakapannya dengan Dino Lee itu sebelum mengetikkan sesuatu lalu meletakkan benda pipih itu di meja. Jauh dari jangkauan pemiliknya.
“K-kau mengatakan sesuatu padanya? Maaf, kebetulan saja percakapannya sampai di situ. Aku terlalu penasaran. Jadi jangan marahi dia.”
“Aku hanya menutup percakapan yang memang seharusnya sudah selesai.”
Belum sempat bernapas lega, Sera kembali terhenyak lantaran Seungcheol langsung membawa dirinya ke pangkuan. Kulitnya yang bersentuhan langsung dengan milik Seungcheol yang dingin—mengingat dia baru sampai tetapi sudah dalam keadaan segar seperti sebelum berangkat bekerja—membuatnya tersengat hingga spontan memeluk leher pria itu.
Lalu memejam sambil tercekat pelan menerima kecupan demi kecupan di wajahnya sebelum berakhir Seungcheol berlama-lama di bibirnya sampai Sera perlu meremas bahu pria itu agar membuat jeda.
“S-Seungcheol, sebentar….”
“Why? This is what you wanted, kiss and hug on my lap.”
Pipi Sera sudah memerah padam hingga harus segera disembunyikan. Maka dia jatuhkan wajahnya di pundak Seungcheol seraya melenguh kecil.
“Aku tersadar bahwa permintaanku terlalu liar. Aku terlalu terbawa suasana tadi.”
“Hormonmu yang mengatakan itu jadi kau tidak perlu merasa bersalah.” Seungcheol mengusap kepala Sera dengan lembut. “How’s your feel now?”
“Sedikit lebih baik. Tapi masih terasa sakit.”
“Sudah makan?”
“Sudah. Seungcheol.”
“Hm?”
“Maaf sudah mengganggu pekerjaanmu lagi.”
“It’s okay. You actually helped me instead.”
Sera kembali mengangkat kepalanya, membiarkannya bertemu tatap dengan manik tajam Seungcheol yang langsung menumbuknya. Dia cukup mengerti maksud dari jawaban pria itu mengingat apa yang baru saja dia ketahui.
“Soal yang dikatakan Dino Lee, itu benar? Maksudku, kau harus berurusan dengan Korea Utara lagi. Itu pasti berbahaya.”
“Pekerjaanku selalu berbahaya, Sera. Itu adalah resiko yang harus kuhadapi.”
“Tapi, mereka, sepertinya tidak ingin berhenti merecokimu.”
Seungcheol memberikan senyum kecil sembari menyugar rambut panjang kekasihnya. Menghargai kecemasan yang terpapar jelas di wajah cantiknya saat ini meski tengah bertarung juga dengan hormonnya yang naik-turun.
“Sejak awal, orang di balik pemerintahan mereka memang tidak menginginkan perdamaian. Jadi tidak ada pilihan bagiku dan yang lain selain menjaga negara ini meski dari bawah.”
Sera menggigit bibirnya. Khawatir sudah menjadi makanan yang tak asing lagi baginya. Dia memang tidak mendalami tetapi cukup mengerti bahwa dunia Seungcheol tidak pernah ada istilah damai.
Kelompok yang Seungcheol kuasai memang bukan hanya berkutat soal perkara gangster dan mafia, tetapi juga persoalan sisi gelap politik negara yang tak kalah mengerikan. Tidak mengherankan, sepanjang Sera kembali tinggal bersama Seungcheol, dia pasti akan mendengar sekelebat kabar masalah kelompok mereka akan menghadapi musuh lintas negara yang memang menginginkan peperangan mengudara di atas tanah.
“Don’t bite that.”
Sera kembali terhenyak merasakan sentuhan lembut di bibirnya. Ibu jari Seungcheol menegurnya agar berhenti menggigit bibirnya sendiri terlalu kuat.
“Bite mine instead.”
Pikiran kalut Sera pun pudar. Berkat Seungcheol yang kembali menyerbunya dengan ciuman menghanyutkan.
Mengajak Sera melambung melupakan masalah yang sempat mereka bahas dan hanya dalam sekejap Sera kembali memeluk erat Seungcheol. Meremas lembut rambut merah pria itu sebagaimana dengan ciuman mereka semakin dalam di kala merasakan elusan halus pada kulit perutnya.
Seungcheol sudah tahu apa yang Sera butuhkan di saat seperti ini.
Berkatnya, Sera akan selalu gelisah bila tidak mendapatkan obat manjurnya di hari pertama masa period-nya yang selalu menyakitkan dan membuat suasana hatinya terus-terusan memburuk.