Seharusnya Ellana....
✎__Mingyu as Kalandra, The Bodyguard - Pt.31
•••
“Ini humpback karena warnanya lebih pucat. Sering dibilang salmon pink. Tapi rasanya biasa aja. Lebih enak yang warna pekat ini karena bisa jadi sashimi.”
Ellana menjelaskan sembari memegang dua jenis potongan daging salmon yang telah terbungkus rapi dengan plastic wrap. Di mana itu diperhatikan dengan seksama oleh Laras yang akan memandangi gadis itu penuh menilai.
“Menurut kamu, Andra lebih suka yang mana?”
Ellana terdiam sembari memandangi keduanya. Lebih suka yang mana? Selama ini Ellana hanya tahu bahwa Kalandra akan memakan apa yang Ellana sukai sehingga dia memutuskan daging salmon berwarna oranye pekat itu untuk dimasukkan ke dalam troli belanja.
“Kalan pasti suka sama yang ini.”
Laras menaikkan alisnya. Tidak ada komentar keluar dari mulutnya. Sebab kebetulan, Ellana sudah berlari ke bagian perdagingan sapi untuk kemudian mengambil dua jenis daging yang sudah Ellana hapal pula jenis dan bentuknya.
“Kalan pernah buat ini di rumah. Katanya, sirloin lebih tebal dagingnya dan lebih gurih. Kalau tenderloin lebih lembut jadi lebih gampang dipotongnya.”
“Andra lebih suka yang mana?”
Pertanyaan sama yang membuat Ellana kembali termenung. Sebelum kemudian memilih yang menurutnya lebih sering dia makan bersama Kalandra, yaitu tenderloin.
Untuk sesaat Laras hanya mengamati Ellana yang kembali meletakkan bahan pilihannya ke dalam troli. Laras tahu bahwa Ellana sedang berusaha memberi kesan yang baik padanya. Menebar senyum manis yang sesungguhnya begitu lugu dan mudah ternilai oleh Laras akan betapa gadis ini hanya melakukan apa yang menurutnya benar.
Sehingga Laras perlu memberi tahu, dengan mengembalikan salmon maupun tenderloin itu ke tempat asalnya, yang mana tindakannya berhasil melunturkan senyum Ellana dan diam-diam gadis itu mengeratkan pegangannya pada gagang troli yang sedari awal dia ambil sebagai keputusan bulatnya untuk meluluhkan hati sang mama Kalandra.
Laras menarik troli tersebut sehingga mau tak mau Ellana mengikuti. Berhenti di bagian perkumpulan seafood untuk mengambil salah satu bingkisan daging cumi-cumi.
“Andra lebih suka memakan cumi daripada salmon. Cumi goreng asam adalah kesukaannya,” ucap Laras seraya meletakkan daging tersebut ke dalam troli. “Tetapi lebih dari itu, dia jauh lebih senang mengonsumsi olahan ayam karena menurutnya lebih mudah dicari dan dimasak.”
Ellana tidak mengelak ketika Laras kembali menarik troli belanja mereka bergerak menuju kumpulan daging ayam yang telah dikemas sesuai bagiannya. Memilih potongan tanpa daging sebanyak dua kemasan untuk bergabung ke dalam troli juga.
“Dia suka bagian dada yang sudah di-fillet seperti ini. Katanya, kalau lagi lakukan diet untuk olahraga, dia akan makan ini karena menurutnya lebih simpel.”
Barulah Laras menatap Ellana kembali. Adanya renungan terpancar di sana, menjelaskan bahwa Ellana memang belum mengetahui perihal ini. Akan tetapi, secara mengejutkan, tidak ada sorot menghakimi dari Laras.
“Apa yang kamu pilih adalah makanan kesukaan kamu. Karena Andra bekerja menjaga kamu, maka dia berusaha mengimbangi kamu agar kamu tidak merasa sendiri.”
Aah, begitu….
Ellana tidak menyadari hal itu. Tetapi kini dia tersadar bahwa selama ini, Kalandra memang hanya mengikuti apapun yang dia mau. Apapun yang dia makan. Apapun yang ingin dia lakukan. Kalandra hanya akan mengikuti karena dia harus menjaganya.
“Jika kamu ingin menyenangkan Andra, kamu juga perlu tahu apa makanan kesukaan dia. Bukan hanya makanan, tetapi setidaknya kamu juga tahu apa yang Andra senangi di luar kesenangan kamu.”
Benar, seharusnya Ellana lakukan hal yang sama seperti yang selama ini Kalandra lakukan untuknya.
“Dengan begitu, kamu juga akan tahu caranya mengenal dan menyayangi Andra. Seperti yang sudah Andra lakukan untuk kamu.”
Walau tiada senyum, tutur kata Laras begitu lembut dan tak ada kesan menuding. Akan tetapi, itu jauh lebih cukup untuk menohok hati Ellana sehingga yang dia lakukan hanya terdiam.
Kalandra lebih banyak tahu soal dirinya, tetapi Ellana belum banyak tahu soal Kalandra.
Kalandra lebih banyak memahami soal dirinya, tetapi Ellana belum melakukan hal sama untuk Kalandra.
Mungkinkah karena itu, Laras belum bisa menerima kenyataan bahwa Ellana adalah gadis pilihan putranya?
Mungkinkah karena itu, Laras tidak percaya bahwa pria penuh pengertian seperti Kalandra harus menaruh hatinya pada gadis seperti Ellana?
Sesi berbelanja bersama itu tetap memberi hasil yang tidak sesuai harapan Ellana. Sisa dari waktu yang ada, Ellana hanya mendorong troli membiarkan Laras melakukan pilihannya yang Ellana tahu bahwa semua itu untuk Kalandra.
Terlebih ketika dia menemukan sosok Kalandra datang menyusul, tidak ada rasa lega maupun senang yang menggugahnya. Apalagi, Laras membiarkan Kalandra membawa seluruh belanjaan itu sehingga tiada waktu bagi Ellana untuk menggenggam tangan pria itu demi meminta pertolongan.
Tiada waktu bagi mereka untuk saling bertukar sapa. Hanya ada kesempatan bagi Ellana untuk menyadari bahwa dirinya hanya mampu memandangi Kalandra di bangku belakang.
Sebab kursi yang biasa Ellana duduki di sebelah Kalandra, kini harus dia relakan untuk Laras, sang mama yang lebih pantas berada di sisi putranya.