ti amo
epilogue
•••
“Kau sungguh akan pergi?”
Baru saja mengenakan celana, Seungcheol menoleh untuk mendapati Sera yang baru selesai mengenakan gaun tidurnya. Hanya melalui sorot tak rela ditinggalkan, Seungcheol sudah tergerak untuk mendekat meraih tangan yang belum lama ini membuatnya menggeram panas dan hilang kendali entah berapa kali.
Sampai dia nyaris melupakan keharusannya untuk segera pergi memenuhi masalah yang harus dia tuntaskan.
“I have to go to Sicily. It won't be long. I'll be back tomorrow.”
Bersama janjinya, Seungcheol membawa tangan-tangan Sera untuk dia berikan kecupan hangat, sebagaimana dengan tatapannya yang tak lelah untuk mengamati lekat rupa sang puan.
“Kau harus segera kembali,” ucap Sera meragu. Sebab ia melanjutkan, “Kembalilah dengan bersih supaya aku bisa langsung memelukmu.”
Mengerti maksud Seranya, Seungcheol tersenyum lalu mengangguk memastikan bahwa dia akan mengabulkan permintaannya. Karena sesungguhnya Seungcheol selalu memastikan dirinya tidak lagi pulang dalam keadaan berantakan. Apalagi beraromakan anyir yang mampu menakutkan Sera.
Namun di balik permintaan Sera kali ini, Seungcheol memahami bahwa perempuannya mengharapkan dirinya kembali dalam keadaan selamat, bersih tanpa luka, barang setitikpun.
Karena bagaimanapun, Sera masih lebih takut dirinya tidak dapat menggenggam Seungcheol lagi….
“I will come back safely,” tukasnya bersamaan kedua tangannya menghela lembut Sera agar masuk ke dekapannya. “And promise me to always take care while I'm away.”
Kali ini Sera yang mengangguk di pelukannya. Berkata, “Dino Lee akan menjagaku dengan baik di sini.”
Menimbulkan dengkus kecil Seungcheol sebelum dia tanamkan kecup gemas di bawah telinga Sera. “You really trying to take away my patience, aren't you?”
“Aku hanya sedang berusaha menerima keadaanku yang harus mengandalkannya karena kau akan pergi.”
Seranya masih bisa memutarbalikkan ucapannya. Dengan caranya yang tak dapat Seungcheol pungkiri bahwa itu sungguh atraktif baginya.
Sehingga Seungcheol hadiahkan ciuman lembut di bibir Sera yang lekas tersenyum menerima. Hanyut dalam pagutan yang merayunya agar terus menetap dan memeluk puannya sepanjang waktu. Sebelum akhirnya dia putuskan untuk merelakan kehangatan ini demi menjalankan tugasnya.
“I love you.”
Mengembangkan senyum indah Sera untuk kemudian dia berikan satu lagi kecupan mesra di bibir prianya. Membalas tak kalah tulus.
“Ti amo.”
—fin :)