Kembali ke apartemennya, Kalandra hadir tanpa tangan kosong. Melihat Laras sudah menguasai dapur membuatkan sesuatu yang timbulkan aroma lezat khas yang Kalandra rindu; masakan sang mama.
Berada di situasi ini sebenarnya sudah Kalandra prediksikan. Tetapi tetap saja, Kalandra merasakan tegang yang agaknya sulit untuk dia redam terlebih menghadapi langsung tatapan tajam sang mama.
Melihat anak ini kembali menjadi cengeng hanya bisa membuatku menghela napas dalam-dalam. Mengurus bayi besar ini memang dibutuhkan kesabaran ekstra jika kelakuannya sedang sulit untuk kukontrol.
Melihat anak ini kembali menjadi cengeng hanya bisa membuatku menghela napas dalam-dalam. Mengurus bayi besar ini memang dibutuhkan kesabaran ekstra jika kelakuannya sedang sulit untuk kukontrol.
Memang pada akhirnya tidak ada yang dapat kulakukan di sini. Sesampainya di kastil, semua orang seakan-akan berlomba menunjukkan perhatian dan kecemasan hingga aku tidak diperbolehkan melakukan sebatas menarik selimut pun.
Di tengah derasnya peduli yang kudapatkan, aku memandangi wajah-wajah mereka yang begitu tunjukkan simpati kepadaku. Apakah mereka juga sudah tahu? Apakah mereka menggunjingku di belakangku? Tapi sepertinya aku memang pantas mendapatkan semua itu mengingat betapa tidak tahu malunya aku menginjakkan kaki di sini….
“Yang Mulia Pangeran, Yang Mulia Ratu Margaret sudah memanggil Anda untuk datang ke Istana Kensington.”
Aku mendengar hela napas yang begitu jelas di ruangan ini. Pun dapat kurasakan embusan keberatan itu di punggung tanganku yang masih digenggam lembut sembari diberi kecupan-kecupan kecil.
Kalandra tengah merapikan meja belajarnya ketika komentar Ellana memenuhi sunyi kamar ini. Selesai memenuhi rasa lapar, Ellana kini sudah duduk manis di tepi tempat tidurnya sembari membuka lembar demi lembar album foto masa sekolahnya. Memenuhi rasa penasarannya sejak mulai meneliti isi kamar Kalandra di langkah pertama.
Kalandra memasuki apartemennya, menemukan pemandangan nonanya yang tertidur di sofa hingga napas beratnya terembus cukup jelas. Keadaan ruangan yang mulai remang mengingat petang mulai datang sekiranya menjelaskan bahwa Ellana sudah cukup lama di posisi tersebut, menunggu kepulangannya.
Aku sungguh tidak ingat kapan kaki-kakiku memijak turun dari mobil dan kini sudah berdiri di anak-anak tangga menuju lantai atas kastil ini.
Pun tidak mengingat bagaimana perjalananku keluar dari istana hingga ragaku sudah kembali di tempat ini. Karena yang kutahu, bahwa aku nyaris terjatuh bergulingan bila saja Sir Felix tidak menyelamatkanku.